GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) SEBAGAI OBAT HERBAL PENGOBATAN INFEKSI BAKTERI Streptococcus pyogenes PENYEBAB FARINGITIS
Abstract
ABSTRAK
Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) seperti faringitis merupakan peradangan pada membran mukosa yang mendasari struktur tenggorokan, mempunyai gejala nyeri kepala yang hebat, demam atau menggigil, malaise, nyeri menelan, muntah dan mungkin batuk tapi jarang. Faringitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pyogenes. Kulit bawang merah (Allium cepa L.)merupakan bagian tanaman yang diidentifikasi mengandung senyawaflavonoid, tanin dan saponin. Senyawa tersebut memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak etanol kulit bawang merah dalam berbagai konsentrasi terhadap Streptococcus pyogenessecara in vitro. Kulit bawang merah diektsraksi menggunakan etanol 96% dengan metode maserasi, formulasi granul effervescent dan uji karakteristik fisik granul effervescent. Formulasi granul effervescent dibuat dengan konsentrasi efektif: 5% ekstrak kulit dari Allium cepa L. Uji karakteristik fisikgranul effervescent meliputi: tanggapan rasa, waktu larut, kelembaban, volume bulk, pengetapan, waktu alir dan sudut diam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. pyogenes penyebab faringitis dan formulasi granul effervescent memenuhi seluruh uji karakteristik fisik sediaan.
References
Brooks GF, Carroll KC, Butel JS,
Morse SA, Mietzner TA. Jawetz,
Melnick & Adelberg's. 2010. Medical
Microbiolog. Atlanta: Mc Graw Hill.
Cunningham, M. W. 2000.
Pathogenesis of Group A
Streptococcal Infection.Washington,
D.C : Clin Micobiol.
Dipiro, J. T., R. L. Talbert, G. C. Yee,
G. R. Matzke. B. G. Wells. L. M.
Posey. 2008. Pharmacotherapy, A
Pathophysiologic Approach Seventh
Edition. United States of America :
The McGrawHill Companies, Inc.
Rusmarjono, Efiaty, A.S.
Faringitis, Tonsilitis, dan
Hipertrofi Adenoid. Dalam : Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorokan, Kepala dan leher.Edisi
Jakarta : FK UI.
Misna dan Diana, K.2016. Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Kulit Bawang
Merah (Allium Cepa L.) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus.
Galenika Journal of Pharmacy Vol. 3
(1) : 84-90.
Machavarapu, M and Vangalapati, M.
Antibacterial Activityof
Fermented Methanolic Extracts of
Skin of Allium Cepa. India : World
Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences.
Cowan, M.M. 1999. Plant Products as
Antimicrobial Agents. Clinical
Microbiology Reviews. 12: 564 – 582.
Nuria, M.C., A. Faizatun., dan
Sumantri. 2009. Uji Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar (
Jatropha cuircas L) terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25923,
Escherichia coli ATCC 25922, dan
Salmonella typhi ATCC 1408. Jurnal
Ilmu – ilmu Pertanian. 5: 26 – 37.
Bobbarala, V. 2012. Antimicrobial
Agents. Intech, Croatia.
Siregar, Charles J. P. 2008. Teknologi
Farmasi Sediaan Tablet. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sulaiman, Teuku Nanda Saifullah.
(2007). Teknologi Formulasi Sediaan
Tablet. Yogyakarta : MUCOMM.
Purwandari, L.E. 2007. Optimasi
Campuran Asam Sitrat-Asam Tartrat
dan Natrium Bikarbonat sebagai
Eksipien dalam pembuatan Granul
Effervescent Ekstrak Rimpang
Temulawak (Curcuma xanthorrizha
Roxb.) secara Granulasi Basah dengan
Metode Desain Faktorial. Skripsi.
Yogyakarta : Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
Lieberman, H.A., L. Lachman dan
J.B. Schwart, 1992. Pharmaceutical
Dosage Forms. Volume 1. New York
: Marcel Dekker Inc.
Mohrle, R. 1980. Effervescent tablets.
In Lieberman HA and Lachman (eds).
Pharmaceutical dosage forms :
Tablets. Volume I. New York : Marcel
Dekker inc.